Iraw Tengkayu Tarakan
Dalam rangka memeriahkan Hut Kota Tarakan ke-22, Pemerintah Kota Tarakan
menggelar Festival Iraw Tengkayu. Acara yang bakal di adakan selama dua
hari ini (21-22 Desember 2019) merupakan festival budaya dengan
puncaknya pelarungan perahu yang disebut Padaw Tuju Dulung ke lautan.
iraw tengkayu sendiri di kutip dari wikipedia adalah upacara tradisional dan perlombaan yang diadakan oleh masyarakat Suku Tidung di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
Festival ini berupa upacara ritual menghanyutkan sesaji ke laut dan
berbagai macam perlombaan. Festival ini biasanya di laksanakan setiap 2
tahun sekali dan bertepatan dengan hari jadi Kota Tarakan
Berdasarkan Sejarah ,Iraw Tengkayu merupakan upacara turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat suku Tidung, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Iraw Tengkayu itu sendiri mempunyai dua arti kata diambil dari Bahasa Tidung. Iraw yang berarti perayaan atau pesta, sedangkan Tengkayu adalah pulau kecil yang dikelilingi oleh laut, yang dimaksud pulau kecil disini adalah Pulau Tarakan.
Upacara
Inti dari Festival ini ialah ritual adat Parade Padaw Tuju Dulung yaitu perahu hias yang diarak keliling kota. Pada bagian bawah perahu dipasang beberapa bilah bambu yang digunakan oleh para pemuda untuk mengangkut Padaw Tuju Dulung.
Padaw Tuju Dulung mempunyai 3 cabang yang disebut dengan haluan.
Haluan pada bagian tengah dibuat 3 tingkat. Sementara 2 haluan lainnya
yang ada dikanan dan kiri perahu dibentuk menjadi 2 tingkat. Jika
dihitung semua tingkat yang ada di masing-masing haluan, maka total ada
7. Angka 7 ini melambang jumlah hari dalam seminggu yang digunakan
sebagai perlambangan perjalanan kehidupan manusia yang harinya berulang
setiap seminggu sekali.
Padaw Tuju Dulung yang diangkut oleh para pemuda dicat dalam 3 warna yang berbeda, yaitu kuning, hijau, dan merah.
Bagian dari perahu paling atas mempunyai cat yang berwarna kuning.
Dalam budaya Suku Tidung, warna kuning melambangkan kehormatan atau
sesuatu yang ditinggikan. Oleh karena itulah warna kuning berada pada
bagian tertinggi dari Padaw Tuju Dulung. Selain itu hanya satu tiang
yang paling tinggi juga melambangkan bahwa satu penguasa tertinggi alam
semesta yaitu Yang Maha Kuasa ALLAH SWT
Pada bagian tengah Padaw Tuju Dulung terpasang 5 buah tiang. Jumlah tiang yang ada sebanyak 5 buah merupakan perlambangan dari shalat 5 waktu yang dilakukan oleh Umat Islam dalam seharinya. Tiang ini digunakan sebagai tempat untuk mengikat kain yang digunakan sebagai atap. Kain yang digunakan sebagai atap ini disebut dengan pari-pari. Tiang ini juga digunakan sebagai tempat untuk mengikat kain yang dihubungkan ke haluan perahu yang ada di kanan dan kiri
Pada bagian tengah perahu tepat di bawah pari-pari terdapat tempat yang mempunyai bentuk seperti rumah. Tempat ini dilengkapi dengan atap bertingkat tiga yang disebut juga dengan nama meligay.
Dimana di bawah meligay terdapat pintu pada keempat sisinya. Dibawah
meligay inilah diletakkan sesaji yang berisi makanan yang selanjutnya
akan dilepaskan di laut. Sesaji ini dalam masyarakat Tidung disebut pakan
Post a Comment: