Pendaratan Pasukan Sekutu dan Pertempuran Tarakan, 1945.
Pendaratan Pasukan Sekutu dan Pertempuran Tarakan, 1945.
Pertempuran ini bermula dengan pendaratan amfibi oleh pasukan Australia dengan nama sandi Operasi Oboe-1.
Grup Brigade ke-26 didukung oleh satuan udara dan laut Sekutu. Satuan udara didatangkan dari Australian First Tactical Air Force (1 TAF) dan United States Thirteenth Air Force dan termasuk skuadron tempur dan pengebom. Angkatan Laut didatangkan dari United States Seventh Fleet dan termasuk beberapa kapal perang dan pengangkut Royal Australian Navy. Karena tujuan utama menyerang Tarakan adalah untuk menggunakan lapangan terbang pulau itu, angkatan penyerang itu juga termasuk sejumlah besar satuan darat Royal Australian Air Force.
Tarakan ialah sebuah
pulau lepas pantai Borneo, luas pulau ini 303 kilometer persegi,
sebagian besar diliputi oleh rawa atau bukit yang tertutup hutan lebat.
Tarakan adalah salah satu bagian Hindia Belanda dan penting sebagai
pusat produksi minyak, karena 2 ladang minyak di pulau ini memproduksi
80.000 barel minyak tiap bulan.
Mendapatkan ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang berlangsung selama 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur. Saat ladang minyak Tarakan berhasil disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal tahun 1944.
Pada saat pendaratan Sekutu,
angkatan Jepang di Tarakan berjumlah 2.200 orang yang didatangkan dari
Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Satuan terbesar adalah Batalion Infantri Independen ke-455 yang
berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi. 150
pasukan pendukung AD juga ada di Tarakan. Sumbangan AL kepada garnisun
Tarakan tersusun atas 980 pelaut yang dikomandoi oleh Komandan Kaoru
Kaharu. Satuan laut utama adalah Angkatan Garnisun Laut ke-2 yang
berkekuatan 600 orang.
Satuan laut ini dilatih bertempur sebagai infantri dan mengoperasikan beberapa senapan pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang juga diharapkan ikut bertempur pada saat serangan Sekutu.
Penyerang utama Sekutu tiba di pesisir lepas pantai Tarakan pada 1Mei serta didukung oleh pengeboman udara dan laut, Batalion ke-2/23 dan Batalion ke-2/48 melakukan pendaratan amfibi sekitar pukul 08:00. Tidak banyak perlawanan yang dihadapi di pantai. Perlawanan Jepang yang lemah terjadi karena pengeboman intensif yang dilakukan sebelum pendaratan dan memaksa tentara Jepang meninggalkan pertahanan di pesisir.
Setelah mengamankan garis pantai, Grup Brigade ke-26 maju ke timur masuk Kota Tarakan dan ke utara ke arah lapangan udara. Australia menghadapi perlawanan Jepang yang bertambah hebat karena mereka bergerak maju ke dalam pulau. Tugas menduduki lapangan terbang Tarakan dibebankan kepada Batalion ke-2/24. Serangan awal batalion ke lapangan udara pada malam 2 Mei itu tertunda saat Jepang memasang peledak dan lapangan itu tak dapat direbut hingga tanggal 5 Mei.
Secara bertahap, kekuatan Jepang dihancurkan dan yang selamat meninggalkan posisi terakhir mereka di bukit dan mundur ke utara pulau pada tanggal 14 Juni.
*)nationalgeographic.id
*)wikipedia
Pertempuran ini bermula dengan pendaratan amfibi oleh pasukan Australia dengan nama sandi Operasi Oboe-1.
Grup Brigade ke-26 didukung oleh satuan udara dan laut Sekutu. Satuan udara didatangkan dari Australian First Tactical Air Force (1 TAF) dan United States Thirteenth Air Force dan termasuk skuadron tempur dan pengebom. Angkatan Laut didatangkan dari United States Seventh Fleet dan termasuk beberapa kapal perang dan pengangkut Royal Australian Navy. Karena tujuan utama menyerang Tarakan adalah untuk menggunakan lapangan terbang pulau itu, angkatan penyerang itu juga termasuk sejumlah besar satuan darat Royal Australian Air Force.
Mendapatkan ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang berlangsung selama 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur. Saat ladang minyak Tarakan berhasil disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal tahun 1944.
Satuan laut ini dilatih bertempur sebagai infantri dan mengoperasikan beberapa senapan pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang juga diharapkan ikut bertempur pada saat serangan Sekutu.
Penyerang utama Sekutu tiba di pesisir lepas pantai Tarakan pada 1Mei serta didukung oleh pengeboman udara dan laut, Batalion ke-2/23 dan Batalion ke-2/48 melakukan pendaratan amfibi sekitar pukul 08:00. Tidak banyak perlawanan yang dihadapi di pantai. Perlawanan Jepang yang lemah terjadi karena pengeboman intensif yang dilakukan sebelum pendaratan dan memaksa tentara Jepang meninggalkan pertahanan di pesisir.
Setelah mengamankan garis pantai, Grup Brigade ke-26 maju ke timur masuk Kota Tarakan dan ke utara ke arah lapangan udara. Australia menghadapi perlawanan Jepang yang bertambah hebat karena mereka bergerak maju ke dalam pulau. Tugas menduduki lapangan terbang Tarakan dibebankan kepada Batalion ke-2/24. Serangan awal batalion ke lapangan udara pada malam 2 Mei itu tertunda saat Jepang memasang peledak dan lapangan itu tak dapat direbut hingga tanggal 5 Mei.
Secara bertahap, kekuatan Jepang dihancurkan dan yang selamat meninggalkan posisi terakhir mereka di bukit dan mundur ke utara pulau pada tanggal 14 Juni.
*)nationalgeographic.id
*)wikipedia
Post a Comment: